Sebuah model
teknologi canggih yang berjalan
di super komputer milik AS telah
mengungkapkan adanya galaksi
satelit di sekitar Galaksi Bima
Sakti. Saat dicari secara lebih
nyata, memang ada jejak yang
menunjukkan kehadirannya. Kini,
model tersebut digunakan untuk
mencari "sahabat" galaksi lain.
Beberapa waktu lalu, seorang
astrofisikawan mengemukakan
bahwa galaksi-galaksi spiral
raksasa seperti Bima Sakti
memiliki puluhan bahkan ratusan
galaksi pendamping, baik yang
ukurannya terlalu kecil maupun
samar dilihat di langit malam
hari.
Baru-baru ini, pernyataan
ilmuwan tersebut kian terbukti.
Awan Magellan kecil (The Small
Magellanic Clouds) dan Awan
Maggellan besar (The Large
Magellanic Clouds) merupakan
dua contoh galaksi kerdil yang
mengorbiti Galaksi Bima Sakti.
Namun, yang membuat para
ilmuwan tertarik dengan struktur
kosmik yang lebih kecil ini adalah
mereka mempunyai materi-
materi yang lebih gelap.
Kedua galaksi kerdil itu
ditemukan oleh seorang ahli
yang berasal dari National Energy
Research Scientific Computing
Center (NERSC) bernama Sukanya
Chakrabarti. Ilmuwan wanita ini
menggunakan sejumlah super
komputer di NERSC untuk
mensimulasikan deretan model
matematis untuk galaksi kita dan
materi-materi di sekitarnya.
Dengan model teknologi
buatannya itu, Chakrabarti
berhasil mengidentifikasi
sejumlah besar galaksi-galaksi
gelap di sekitar Bima Sakti. Salah
satunya, kata dia, terletak
berlawanan dengan sisi Bumi
dalam Bima Sakti. Jaraknya
sekitar 300.000 tahun cahaya
dari pusat galaksi. (1 tahun
cahaya = 10 triliun kilometer).
"Pendekatan kami memiliki
implikasi yang luas untuk
berbagai bidang fisika dan
astronomi. Ia dapat mendeteksi
secara tidak langsung materi-
materi gelap yang rata-rata
didominasi oleh galaksi kerdil,
dinamika planet, dan evolusi
galaksi yang dipengaruhi oleh
galaksi satelit di sekitarnya," ujar
Chakrabarti.
Sebelumnya, dia sempat
mempresentasikan hasil simulasi
awalnya tahun ini di Seattle, pada
pertemuan American
Astronomical Society. Pekerjaan
itu dikerjakannya saat ia masih
menjadi seorang peneliti di
University of California di
Berkeley (UCB).
"Saat ini, saya menggunakan
metode saya untuk melakukan
ujicoba teori-teori gratvitasi yang
telah dimodifikasi dan berencana
menjalankan simulasinya di
NERSC," tutur Chakrabarti.
Kabarnya, dia akan
menyuguhkan hasil simulasinya
itu dalam bentuk tiga dimensi.
Chakrabarti sekarang menjabat
asisten profesor fisika di Florida
Atlantic University. "Sistem NERSC
benar-benar mempercepat
pekerjaan saya. Sistem ini adalah
sumber daya yang besar,"
pungkasnya.
Jumat, 25 Maret 2011
DITEMUKAN GALAXY MINI DI SEKITAR BIMA SAKTI
Jumat, Maret 25, 2011
D.A.W