Banyak di antara kita yang salah
presepsi bahwa neraka itu hanya
untuk orang-orang kafir dan
munafik. Ada pula yang lebih
keliru lagi sambil berspekulasi :
Hidup ini hanya sekali. Akhirat
adalah urusan nanti. Akibatnya,
kita merasa tenang-tengang saja
setelah kita menjadi Muslim dan
Mukmin secara formal. Lebih
celaka lagi, berbagai dosa dan
maksiatpun dilakukan tanpa
malu pada Allah Ta’ala, Tuhan
Pencipta. Perlu kita ketahui
bahwa formalitas keislaman dan
keimanan kita sama sekali tidak
akan menolong kita di akhirat
nanti jika kita tidak
melaksanakan kosekuensi-
konsekuensi keislaman dan
keimanan itu secara baik dan
utuh.
Sesungguhnya Neraka itu bukan
hanya tempat hukuman yang
amat pedih bagi orang-orang
kafir, musyrik dan munafik.
Neraka juga diperuntukkan bagi
orang-orang Mu’min yang tidak
mentaati (durhaka) dan lalai
terhadap sistem dan aturan
kehidupan yang Allah tetapkan
untuk manusia selama mereka
hidup di dunia. Akan tetapi,
neraka juga menjadi tempat
hukuman bagi orang-orang yang
beriman yang tidak menjalankan
nilai-nilai keimanan secara utuh
dan menyeluruh saat mereka
hidup di dunia. Mereka ini
disebut orang-rang yang
durhaka pada Allah dan Rasul-
Nya dan lalai dari mengingat
Allah dan ancaman akhirat.
Di antara bentuk kedurhakaan
dan kelalaian yang menyebabkan
orang Mu’min masuk Neraka itu
ialah :
1. Melakukan penyimpangan
ekonomi, bisnis dan keuangan
seperti, tidak mau membayar
zakat, menumpuk harta tanpa
peduli terhadap nasib orang-
orang miskin dan anak yatim,
memakan makanan yang haram,
seperti darah, bangkai, babi,
binatang yang disembelih
dengan menyebut selain nama
Allah, atau diperoleh dengan cara
yang haram seperti pelacuran,
khamar, mencuri, korupsi,
mengurangi sukatan, timbangan,
ukuran, takaran dan spesifikasi
pekerjaan, penipuan, berbuat
curang, judi, riyswah (sogok-
menyogok), pemerasan,
pungutan liar (pungli), memark-
up nilai proyek melebihi harga
pasar, jual beli yang tidak
didasari kejujuran dan kerelaan
pihak-pihak terkait, warisan yang
tidak diperoleh dengan sistem
yang sudah ditentukan Allah,
mengambil hak fakir miskin
berupa zakat dan infak yang
diamanahkan Allah dalam
hartanya, serta memakan uang
masjid, yayasan, bantuan sosial
dan bencana alam atau uang
jama’ah, perkumpulan dan
organisai yang belum jelas
menjadi hak mereka. Maka
mereka yang melakukan
penyimpangan-penyimpangan
tersebut akan dimasukkan ke
dalam Neraka Jahannam.
Di sana mereka akan merasakan
betapa pedihnya siksaan yang
mereka terima sebagai akibat
penyimpangan keuangan,
ekonomi dan harta yang mereka
lakukan semasa hidup di dunia,
tanpa melihat kedudukan dan
status mereka, sekalipun mereka
ulama, kiyai, ustadz dan tokoh
agama. Allah menjelaskannya :
ﻳﺎ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺁﻣﻨﻮﺍ ﺇﻥ ﻛﺜﻴﺮﺍ ﻣﻦ ﺍﻷﺣﺒﺎﺭ
ﻭﺍﻟﺮﻫﺒﺎﻥ ﻟﻴﺄﻛﻠﻮﻥ ﺃﻣﻮﺍﻝ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﺎﻟﺒﺎﻃﻞ
ﻭﻳﺼﺪﻭﻥ ﻋﻦ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻜﻨﺰﻭﻥ
ﺍﻟﺬﻫﺐ ﻭﺍﻟﻔﻀﺔ ﻭﻻ ﻳﻨﻔﻘﻮﻧﻬﺎ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ
ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺒﺸﺮﻫﻢ ﺑﻌﺬﺍﺏ ﺃﻟﻴﻢ )34( ﻳﻮﻡ
ﻳﺤﻤﻰ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻓﻲ ﻧﺎﺭ ﺟﻬﻨﻢ ﻓﺘﻜﻮﻯ ﺑﻬﺎ
ﺟﺒﺎﻫﻬﻢ ﻭﺟﻨﻮﺑﻬﻢ ﻭﻇﻬﻮﺭﻫﻢ ﻫﺬﺍ ﻣﺎ
ﻛﻨﺰﺗﻢ ﻷﻧﻔﺴﻜﻢ ﻓﺬﻭﻗﻮﺍ ﻣﺎ ﻛﻨﺘﻢ ﺗﻜﻨﺰﻭﻥ
)35
“Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya sebahagian besar
dari orang-orang alim Yahudi
dan rahib-rahib Nasrani benar-
benar memakan harta orang
dengan jalan yang bathil dan
mereka menghalang-halangi
(manusia) dari jalan Allah. Dan
orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan
Allah, maka beritahukanlah
kepada mereka, (bahwa mereka
akan mendapat) siksa yang
pedih, (34) pada hari dipanaskan
emas perak itu dalam Neraka
Jahannam, lalu distrika
dengannya dahi mereka,
lambung dan punggung mereka
(lalu dikatakan) kepada mereka:
"Inilah harta bendamu yang
kamu simpan untuk dirimu
sendiri, maka rasakanlah
sekarang (akibat dari) apa yang
kamu simpan itu".(35) (Q.S.
Attaubah (9) : 34 – 35)
2. Memakan harta yang diperoleh
dengan cara riba, termasuk
bunga bank. Allah menjelaskan
sebagai berikut :
ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺄﻛﻠﻮﻥ ﺍﻟﺮﺑﺎ ﻻ ﻳﻘﻮﻣﻮﻥ ﺇﻻ ﻛﻤﺎ
ﻳﻘﻮﻡ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺘﺨﺒﻄﻪ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺲ
ﺫﻟﻚ ﺑﺄﻧﻬﻢ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﻣﺜﻞ ﺍﻟﺮﺑﺎ
ﻭﺃﺣﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﻭﺣﺮﻡ ﺍﻟﺮﺑﺎ ﻓﻤﻦ ﺟﺎﺀﻩ
ﻣﻮﻋﻈﺔ ﻣﻦ ﺭﺑﻪ ﻓﺎﻧﺘﻬﻰ ﻓﻠﻪ ﻣﺎ ﺳﻠﻒ
ﻭﺃﻣﺮﻩ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻣﻦ ﻋﺎﺩ ﻓﺄﻭﻟﺌﻚ
ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻫﻢ ﻓﻴﻬﺎ ﺧﺎﻟﺪﻭﻥ )275(
ﻳﻤﺤﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺑﺎ ﻭﻳﺮﺑﻲ ﺍﻟﺼﺪﻗﺎﺕ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻟﺎ
ﻳﺤﺐ ﻛﻞ ﻛﻔﺎﺭ ﺃﺛﻴﻢ )276
“Orang-orang yang makan
(mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang
kemasukan setan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu,
adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-
orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang
yang mengulangi (mengambil
riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni Neraka;
mereka kekal di dalamnya.(275)
Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran, dan
selalu berbuat dosa. (276) (Q.S.
Al-Baqarah (2) : 275 – 276)
3. Tidak mau diingatkan pada
sistem hidup yang Allah tetapkan
untuk manusia di dunia dan
bangga berbuat dosa-dosa
(pelanggaran-pelanggaran
hukum Allah), khususnya
larangan melakukan kerusakan
di atas bumi, seperti lingkungan,
hutan dan binatang. Allah
jelaskan dalam firman-Nya :
ﻭﺇﺫﺍ ﺗﻮﻟﻰ ﺳﻌﻰ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﻟﻴﻔﺴﺪ ﻓﻴﻬﺎ
ﻭﻳﻬﻠﻚ ﺍﻟﺤﺮﺙ ﻭﺍﻟﻨﺴﻞ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳﺤﺐ
ﺍﻟﻔﺴﺎﺩ )205( ﻭﺇﺫﺍ ﻗﻴﻞ ﻟﻪ ﺍﺗﻖ ﺍﻟﻠﻪ
ﺃﺧﺬﺗﻪ ﺍﻟﻌﺰﺓ ﺑﺎﻹﺛﻢ ﻓﺤﺴﺒﻪ ﺟﻬﻨﻢ ﻭﻟﺒﺌﺲ
ﺍﻟﻤﻬﺎﺩ )206
“Dan apabila ia meninggalkan
kamu, ia berupaya melakukan
kerusakan di atas muka bumi,
merusak tanaman (kebun) dan
binatang ternak. Dan Allah tidak
mencintai keruskan. (205) Dan
apabila dikatakan kepadanya:
"Bertaqwalah kepada Allah",
bangkitlah kesombongannya
yang menyebabkannya berbuat
dosa (bangga berbuat dosa).
Maka cukuplah (balasannya)
Neraka Jahannam. Dan sungguh
Neraka Jahannam itu tempat
tinggal yang seburuk-buruknya.
(206)” (Q.S. Al-Baqarah (2) : 205 –
206)
4. Tidak mau menjadikan Al-
Qur’an sebagai Petunjuk Hidup
dan dasar hukum dalam menata
kehidupan semasa di dunia. Allah
menjelaskannya dalam firman-
Nya :
ﻭﻣﻦ ﺃﻋﺮﺽ ﻋﻦ ﺫﻛﺮﻱ ﻓﺈﻥ ﻟﻪ ﻣﻌﻴﺸﺔ
ﺿﻨﻜﺎ ﻭﻧﺤﺸﺮﻩ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺃﻋﻤﻰ
)124( ﻗﺎﻝ ﺭﺏ ﻟﻢ ﺣﺸﺮﺗﻨﻲ ﺃﻋﻤﻰ ﻭﻗﺪ
ﻛﻨﺖ ﺑﺼﻴﺮﺍ )125( ﻗﺎﻝ ﻛﺬﻟﻚ ﺃﺗﺘﻚ ﺁﻳﺎﺗﻨﺎ
ﻓﻨﺴﻴﺘﻬﺎ ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺗﻨﺴﻰ )126(
ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻧﺠﺰﻱ ﻣﻦ ﺃﺳﺮﻑ ﻭﻟﻢ ﻳﺆﻣﻦ
ﺑﺂﻳﺎﺕ ﺭﺑﻪ ﻭﻟﻌﺬﺍﺏ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﺃﺷﺪ ﻭﺃﺑﻘﻰ
)127 )
“Dan barang siapa berpaling dari
peringatan-Ku (Al-Qur’an), maka
sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan
Kami akan menghimpunkannya
pada hari Kiamat dalam keadaan
buta". (124) Berkatalah ia: "Ya
Tuhan Penciptaku, mengapa
Engkau menghimpunkan aku
dalam keadaan buta, padahal aku
dahulunya adalah seorang yang
melihat? (125) Allah berfirman:
"Demikianlah, telah datang
kepadamu ayat-ayat Kami, maka
kamu melupakannya, dan begitu
(pula) pada hari ini kamu pun
dilupakan".(126) Dan
demikianlah Kami membalas
orang yang melampaui batas dan
tidak percaya kepada ayat-ayat
Tuhannya. Dan sesungguhnya
azab di Akhirat itu lebih berat
dan lebih kekal.(127) (Q.S. Thaha
(20) : 124 – 127)
Selanjutnya, dosa-dosa yang
menyebabkan kita masuk neraka
ialah :
5. Memakan harta anak yatim.
Memakan harta anak yatim itu
bisa karena harta itu merupakan
hak mereka sebagai warisan dari
orang tua mereka yang telah
meninggal dunia, ataupun
melalui pengumpulan dana atas
nama mereka, namun tidak
digunakan untuk kepentingan
mereka kecuali sedikit dengan
alasan biaya manajemen dan
sebagainya. Hukuman memakan
harta anak yaitim itu di akhirayt
amatlah berat. Allah
menjelaskannya :
ﺇﻥ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺄﻛﻠﻮﻥ ﺃﻣﻮﺍﻝ ﺍﻟﻴﺘﺎﻣﻰ ﻇﻠﻤﺎ
ﺇﻧﻤﺎ ﻳﺄﻛﻠﻮﻥ ﻓﻲ ﺑﻄﻮﻧﻬﻢ ﻧﺎﺭﺍ ﻭﺳﻴﺼﻠﻮﻥ
ﺳﻌﻴﺮﺍ )10
"Sesungguhnya orang-orang
yang memakan harta anak yatim
secara zalim (tidak adil),
sebenarnya mereka itu menelan
api sepenuh perutnya dan
mereka akan masuk ke dalam
Neraka Sa’ir (api yang menyala-
nyala)” (10) (Q.S. An-Nisa’ (4) :10)
6. Memiliki habit (kebiasaan)
meninggalkan shalat lima waktu,
tidak mau memberi makan
orang-orang miskin dan suka
membahas masalah yang bathil
dan sistem hidup yang yang
bathil (tidak sesuai dengan
sistem Allah), serta tidak percaya
pada hari pembalasan. Allah
menjelaskan dalam firman-Nya :
ﻣﺎ ﺳﻠﻜﻜﻢ ﻓﻲ ﺳﻘﺮ )42( ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻟﻢ ﻧﻚ
ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺼﻠﻴﻦ )43( ﻭﻟﻢ ﻧﻚ ﻧﻄﻌﻢ
ﺍﻟﻤﺴﻜﻴﻦ )44( ﻭﻛﻨﺎ ﻧﺨﻮﺽ ﻣﻊ
ﺍﻟﺨﺎﺋﻀﻴﻦ )45( ﻭﻛﻨﺎ ﻧﻜﺬﺏ ﺑﻴﻮﻡ ﺍﻟﺪﻳﻦ
)46( ﺣﺘﻰ ﺃﺗﺎﻧﺎ ﺍﻟﻴﻘﻴﻦ )47) (ﺳﻮﺭﺓ
ﺍﻟﻤﺪﺛﺮ
"Apakah yang memasukkan
kamu ke dalam Neraka
Saqar?" (42) Mereka menjawab:
"Kami dahulu tidak termasuk
orang-orang yang menegakkan
shalat (43) dan kami tidak (pula)
memberi makan orang miskin,
(44) dan adalah kami
membicarakan yang bathil,
bersama dengan orang-orang
yang membicarakannya, (45) dan
adalah kami mendustakan hari
pembalasan,(46) hingga datang
kepada kami kematian".(47) (Q.S.
Al-Muddts-tsir (74) : 42 – 47)
7. Berdoa (meminta) kepada
tuhan lain di samping Allah,
membunuh tanmpa sebab yang
dibenarkan dan berzina, kendati
suka-sama suka. Pelanggaran
terhadap ketiga hal tersebut
diaanggap fatal dan
membahayakan iman pada Allah,
serta menyebabkan kekal dalam
Neraka. Solusinya hanya satu,
yakni bertaubat kepada Allah
sebelum nafas di tenggorokan
disertai melipatgandakan amal
shaleh. Tentang hal ini Allah
jelaskan dalam firman-nya :
ﻭﺍﻟﺬﻳﻦ ﻻ ﻳﺪﻋﻮﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻬﺎ ﺁﺧﺮ ﻭﻻ
ﻳﻘﺘﻠﻮﻥ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﺍﻟﺘﻲ ﺣﺮﻡ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﺤﻖ
ﻭﻻ ﻳﺰﻧﻮﻥ ﻭﻣﻦ ﻳﻔﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﻳﻠﻖ ﺃﺛﺎﻣﺎ
)68( ﻳﻀﺎﻋﻒ ﻟﻪ ﺍﻟﻌﺬﺍﺏ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ
ﻭﻳﺨﻠﺪ ﻓﻴﻪ ﻣﻬﺎﻧﺎ )69( ﺇﻻ ﻣﻦ ﺗﺎﺏ ﻭﺁﻣﻦ
ﻭﻋﻤﻞ ﻋﻤﻼ ﺻﺎﻟﺤﺎ ﻓﺄﻭﻟﺌﻚ ﻳﺒﺪﻝ ﺍﻟﻠﻪ
ﺳﻴﺌﺎﺗﻬﻢ ﺣﺴﻨﺎﺕ ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻏﻔﻮﺭﺍ ﺭﺣﻴﻤﺎ
)70( ﻭﻣﻦ ﺗﺎﺏ ﻭﻋﻤﻞ ﺻﺎﻟﺤﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺘﻮﺏ
ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺘﺎﺑﺎ )71
“Dan orang-orang yang tidak
berdoa (meminta) kepada tuhan
yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang
diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan
(alasan) yang benar, dan tidak
berzina. Barang siapa yang
melakukan demikian itu, niscaya
dia mendapat (pembalasan) dosa
(nya),(68) (yakni) akan dilipat
gandakan azab untuknya pada
hari Kiamat dan dia akan kekal
dalam azab itu, dalam keadaan
terhina,(69) kecuali orang-orang
yang bertobat, beriman dan
mengerjakan amal shaleh; maka
kejahatan mereka diganti Allah
dengan kebaikan. Dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.(70) Dan orang yang
bertobat dan mengerjakan amal
shaleh, maka sesungguhnya dia
bertobat kepada Allah dengan
tobat yang sebenar-benarnya”.
(71) (Q.S. Al-Furqan (25) : 68 –
71)
8. Tidak beriman kepada Allah
disebabkan tidak memiliki
tanggung jawab sosial,
khususnya terkait dengan upaya
penyelesaian masalah
kemiskinan karena lemahnya
iman pada Allah. Hal tersebut
dijelaskan Allah dalam firman-
Nya :
ﺧﺬﻭﻩ ﻓﻐﻠﻮﻩ )30( ﺛﻢ ﺍﻟﺠﺤﻴﻢ ﺻﻠﻮﻩ
)31( ﺛﻢ ﻓﻲ ﺳﻠﺴﻠﺔ ﺫﺭﻋﻬﺎ ﺳﺒﻌﻮﻥ
ﺫﺭﺍﻋﺎ ﻓﺎﺳﻠﻜﻮﻩ )32( ﺇﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻻ ﻳﺆﻣﻦ
ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ )33( ﻭﻻ ﻳﺤﺾ ﻋﻠﻰ
ﻃﻌﺎﻡ ﺍﻟﻤﺴﻜﻴﻦ )34( ﻓﻠﻴﺲ ﻟﻪ ﺍﻟﻴﻮﻡ
ﻫﺎ ﻫﻨﺎ ﺣﻤﻴﻢ )35( ﻭﻻ ﻃﻌﺎﻡ ﺇﻻ ﻣﻦ
ﻏﺴﻠﻴﻦ )36( ﻻ ﻳﺄﻛﻠﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﺨﺎﻃﺌﻮﻥ )37(
ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻟﺤﺎﻗﺔ
(Allah berfirman): "Tangkaplah
dia lalu belenggulah tangannya
ke lehernya." (30) Kemudian
masukkanlah dia ke dalam
Neraka Jahim apinya menyala-
nyala.(31) Kemudian belitlah dia
dengan rantai yang panjangnya
tujuh puluh hasta (32)
Sesungguhnya dia dahulu tidak
beriman kepada Allah Yang Maha
Besar.(33) Dan juga dia tidak
mendorong (orang lain) untuk
memberi makan orang miskin.
(34) Maka tiada seorang teman
pun baginya pada hari ini di sini.
(35) Dan tiada (pula) makanan
sedikit pun (baginya) kecuali dari
darah dan nanah (36) Tidak ada
yang memakannya kecuali
orang-orang yang berdosa.(37)
(Q.S. Al-Haqqah (69) : 30 – 37)
Dosa-dosa lain yang
menyebabkan kita masuk neraka
ialah :
9. Membunuh orang Mu’min
dengan sengaja. Allah
menjelaskan dalam firman-Nya :
ﻭﻣﻦ ﻳﻘﺘﻞ ﻣﺆﻣﻨﺎ ﻣﺘﻌﻤﺪﺍ ﻓﺠﺰﺍﺅﻩ ﺟﻬﻨﻢ
ﺧﺎﻟﺪﺍ ﻓﻴﻬﺎ ﻭﻏﻀﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻟﻌﻨﻪ ﻭﺃﻋﺪ
ﻟﻪ ﻋﺬﺍﺑﺎ ﻋﻈﻴﻤﺎ )93) (ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻟﻨﻮﺭ
“Dan barang siapa yang
membunuh seorang Mu’min
dengan sengaja, maka
balasannya ialah Jahannam, kekal
ia di dalamnya dan Allah murka
kepadanya, dan mengutukinya
serta menyediakan azab yang
besar baginya.” (93) (Q.S. Annur
(24) : 93)
10. Menyiksa orang-orang
Mu’min dan membuat mereka
mengalami kesulitan dalam
kehidupan dunia karena mereka
komitmen (berpegang teguh)
pada nilai-nilai keimanan dan
keislaman. Allah menjelaskan
dalam firman-Nya:
ﺇﻥ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻓﺘﻨﻮﺍ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻭﺍﻟﻤﺆﻣﻨﺎﺕ ﺛﻢ
ﻟﻢ ﻳﺘﻮﺑﻮﺍ ﻓﻠﻬﻢ ﻋﺬﺍﺏ ﺟﻬﻨﻢ ﻭﻟﻬﻢ ﻋﺬﺍﺏ
ﺍﻟﺤﺮﻳﻖ
“Sesungguhnya orang-orang
yang menyiksa orang-orang
yang Mu’min laki-laki dan
perempuan kemudian mereka
tidak bertobat, maka bagi
mereka azab Jahannam dan bagi
mereka azab (Neraka) yang
membakar.(10) (Q.S. Al-Buruj
(85) : 10)
11. Menghalang-halangi dan
menghambat orang-orang
Mu’min berzikir pada Allah dan
segala kegiatan yang terkait
dengan agama Allah di Masjid
dan berupaya merusak dan
menghancurkannya. Allah
menginformasikan hal tersebut
dalam firman-Nya :
ﻭﻣﻦ ﺃﻇﻠﻢ ﻣﻤﻦ ﻣﻨﻊ ﻣﺴﺎﺟﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ
ﻳﺬﻛﺮ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﺳﻤﻪ ﻭﺳﻌﻰ ﻓﻲ ﺧﺮﺍﺑﻬﺎ
ﺃﻭﻟﺌﻚ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻟﻬﻢ ﺃﻥ ﻳﺪﺧﻠﻮﻫﺎ ﺇﻻ
ﺧﺎﺋﻔﻴﻦ ﻟﻬﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺧﺰﻱ ﻭﻟﻬﻢ ﻓﻲ
ﺍﻟﺂﺧﺮﺓ ﻋﺬﺍﺏ ﻋﻈﻴﻢ )114
“Dan siapakah yang lebih aniaya
daripada orang yang
menghalang-halangi menyebut
nama Allah dalam mesjid-mesjid-
Nya, dan berusaha untuk
merobohkannya? Mereka itu
tidak sepatutnya masuk ke
dalamnya (mesjid Allah), kecuali
dengan rasa takut (kepada Allah).
Mereka di dunia mendapat
kehinaan dan di Akhirat
mendapat siksa yang berat.(114)
(Q.S. Al-Baqarah (2) : 114)
12. Melalaikan shalat fardhu (lima
waktu sehari), lalai dalam shalat,
riya’ (mengharapkan pujian
manusia) dalam shalat dan tidak
mau membantu orang lain
dengan harta yang berharga.
Allah menjelaskan dalam firman-
Nya :
ﻓﻮﻳﻞ ﻟﻠﻤﺼﻠﻴﻦ )4( ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻫﻢ ﻋﻦ
ﺻﻼﺗﻬﻢ ﺳﺎﻫﻮﻥ )5( ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻫﻢ ﻳﺮﺍﺀﻭﻥ
)6( ﻭﻳﻤﻨﻌﻮﻥ ﺍﻟﻤﺎﻋﻮﻥ )7
Maka Wail (lembah Neraka
Jahannam) bagi orang-orang
yang shalat (4) (yaitu) orang-
orang yang lalai dari shalatnya,
(5) orang-orang yang berbuat
riya’. (6) dan enggan (menolong
dengan) barang berguna.(7) (Q.S.
Al-Maa’uun (107) : 4 – 7)
http://saga-
islamicnet.blogspot.com
Selasa, 22 Maret 2011
DOSA2 YANG DAPAT MENYEBABKAN PELAKUNYA MASUK NERAKA
Selasa, Maret 22, 2011
D.A.W






