link within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

CONNECT WITH

Minggu, 10 April 2011

KIAMAT BANGSA MAYA TERNYATA BUKAN 2012


Film Hollywood yang berjudul
2012 sempat membuat kita
semua ketar-ketir. Film besutan
sutradara Roland Emmerich itu
memanfaatkan mitos akhir
penanggalan Bangsa Maya, 21
Desember 2012, sebagai hari
kehancuran dunia.

Saat ini, tahun 2012 kembali
disebut-sebut gara-gara terbit
buku berjudul "Calendars and
Years II: Astronomy and Time in
the Ancient and Medieval World"
(Kalender dan Tahun II:
Astronomi dan Waktu di Dunia
Kuno dan Abad Pertengahan)
terbitan tahun 2010.

Namun, jangankan soal
kebenaran ramalan kiamat. Buku
itu malah mengungkap
perhitungan akhir kalender
'Long Count' Maya diduga kuat
tidak akurat. Selisihnya bisa 50
sampai 60 tahun.
Bagaimana bisa?
Isu besarnya, saat meneliti
kalender kuno, arkeolog
berusaha mengkorelasikan
frame waktu mereka dengan
kalender modern (Gregorian).
Misalnya, momentum-momentum
penting Bangsa Maya seperti
kelaparan perang, perayaan
agama -- diterjemahkan dalam
format hari/bulan/ tahun masa
kini.

Para ahli Maya berusaha
menemukan momentum penting
yang bisa menghubungkan
kelender 'Long Count' dengan
Gregorian.
Untuk itu, para ilmuwan Maya
menggunakan faktor korelasi
yang dinamakan 'Konstanta GMT'.
Inisial GMT didapatkan dari nama
penemunya -- Joseph Goodman,
Juan Martinez-Hernandez, dan J.
Eric S. Thompson.
Adalah profesor Gerardo Aldana
dari dari University of California,
Santa Barbara yang
mempertanyakan validitas
korelasi -- berdasarkan adanya
miskorelasi peristiwa astronomi
di masa lalu.

Aldana menuliskan hal itu dalam
bab khusus di buku "Calendars
and Years II: Astronomy and
Time in the Ancient and Medieval
World"
Kata dia, Bangsa Maya adalah
astronom yang canggih di
jamannya. Mereka juga teliti
merekam kejadian di langit saat
malam hari.

Bangsa Maya
mendokumentasikan fase Bulan,
gerhana, dan bahkan melacak
pergerakan Planet Venus. Catatan
mereka memungkinkan mereka
untuk memperkirakan siklus
astronomi masa depan dengan
akurasi besar.
Menurut Aldana, meski GMT
menggunakan sumber bukti
astronomi, arkeologi, sejarah
untuk mengkorelasikan 'Long
Count' dengan kalender modern,
ada keraguan ketika bukti-bukti
itu ditafsirkan dari artefak Maya
kuno dan teks kolonial.
Misalnya, peristiwa penting,
tanggal pertempuran yang
ditetapkan penguasa Dos pilas
(situs Maya di Guatemala).

Penguasa Balaj Chan K’awiil
memilih tanggal ini berdasarkan
penampakan 'Chak Ek'.
Oleh arkeolog Stockholm
University, Johan Normark, 'Chak
Ek' diartikan sebagai Venus.
Namun, Aldana dalam studinya
menentang hal itu. Kata dia, 'Chak
Ek' adalah meteor.
Bayangkan, jika kejadian
dikorelasikan dengan Venus tapi
sejatinya itu berkaitan dengan
peristiwa acak seperti halnya
penampakan meteorit? Jelas hasil
dari menghubung-hubungkan
waktu dalam kalender Maya
dengan kalender modern acak-
acakan dan pasti selisih.

Dalam tulisannya, Aldana
menyajikan beberapa alasan
mengapa konstanta GMT tak bisa
diandalkan. Dia bukan orang
pertama yang meragukannya.
Namun, penelitian lebih lanjut
seperti penentuan waktu
dengan radiokarbon perlu
dilakukan untuk mendukung
dalilnya.

Jadi, masih percaya kiamat bakal
terjadi 2012?

Sumber: VIVAnews


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More