Kematian mendadak karena
penyakit jantung koroner
semakin menakutkan apalagi
banyak kasus serangan jantung
yang dialami publik figur. Tapi
sebenarnya kematian mendadak
tersebut bisa dicegah.
"Kita harus ubah paradigma lama
yang menganggap bahwa kita
peduli kesehatan setelah jatuh
sakit, tapi pedulilah kesehatan
sebelum sakit," jelas dr M Yamin,
Sp.Jp (K), FACC, FSCAI, spesialis
jantung dalam acara Client
Gathering & Health Talk Eka
Hospital di Hotel Mulia, Jakarta,
Selasa (1/3/2011).
dr Yamin menjelaskan bahwa
penyakit jantung koroner (PJK)
merupakan penyebab utama
kematian di seluruh dunia dan
90 persen kematian mendadak
di AS disebabkan karena PJK.
Penyakit jantung koroner juga
menjadi penyebab 80 persen
kematian jantung mendadak.
Penyakit jantung koroner (PJK)
adalah suatu keadaan
penyumbatan pada pembuluh
darah yang memberi makan otot
jantung (pembuluh koroner).
"Kondisi ini biasanya disebabkan
oleh proses penimbunan lemak
(aterosklerosis), yang sebenarnya
sebagian faktor risikonya dapat
dicegah," jelas dr Yamin.
Gejala-gejalanya antara lain:
1. Nyeri dada atau leher atau
rahang (seperti ditekan atau
dihinpit) berlangsung lebih dari
30 menit
2. Disertai gejala berkeringat
seluruh tubuh, mual dan muntah,
sesak.
3. Sering dianggap 'angin duduk'
Berikut beberapa faktor risiko
penyakit jantung koroner:
Yang dapat dikendalikan
1. Hipertensi
2. Diabetes
3. Merokok
4. Hiperkolesterolemia (kolesterol
tinggi)
5. Obesitas
Yang tidak dapat dikendalikan
1. Faktor keturunan
2. Jenis kelamin (laki-laki>wanita)
3. Usia (>40 tahun)
"Kalau kita lihat, 5 dari 8 faktor
risiko yang ada sebenarnya bisa
dikendalikan, hanya 3 yang
faktor nasib," jelas dr Yamin.
Bagaimana mencegahnya?
"You are what you eat, jadi
perhatikanlah pola makan Anda.
Makan yang sehat adalah dengan
memperbanyak buah dan sayur,
yang banyak mengandung
antioksidan sehingga dapat
mencegah gangguan endotel
penyebab penyakit jantung,"
jelas dr Yamin.
Selain itu, lanjut dr Yamin, hindari
makanan cepat saji (fast food),
diet rendah lemak, kontrol
tekanan darah, kolesterol dan
gula darah, berhenti merokok
dan olahraga.
"Tapi karena kasus kemarin artis
meninggal mendadak habis main
bola, jadi banyak pasien saya
yang takut main bola atau futsal,"
jelas dr Yamin.
Sebenarnya, tambah dr Yamin,
olahraga pada orang sehat akan
membuat tubuh sehat dan
olahraga pada orang sakit pun
bila dilakukan dengan benar
dapat membuat orang tersebut
lebih cepat sembuh.
Bagaimana melakukan
olahraga yang benar?
1. Frekuensi tetap, sekitar 2-3 kali
seminggu
2. Lama olahraga sekitar 30 menit
3. Beban sampai tercapai target
denyut nadi sekitar 80-85 persen
dari target maksimal
4. Jenis latihan misalnya jalan kaki,
jogging, aerobik dan sepeda
santai.
Semoga bermanfaat ....
Jumat, 11 Maret 2011
MENCEGAH KEMATIAN AKIBAT JANTUNG KORONER
Jumat, Maret 11, 2011
D.A.W