link within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

CONNECT WITH

Selasa, 22 Maret 2011

PRIA KELAHIRAN 1980 KEATAS PRODUKSI SPERMANYA SEDIKIT



Produksi sel sperma
para pria makin berkurang dari
masa ke masa, diduga akibat
peningkatan polusi yang
mencemari makanan dan
lingkungan. Dampaknya tidak
hanya mengurangi kesuburan,
tapi juga meningkatkan risiko
kanker pada pria.
Penelitian yang dilakukan para
ahli dari University of Turku di
Finlandia menunjukkan, jumlah
sel sperma pria mulai berkurang
sejak akhir dekade 1970-an.

Hanya dalam 10 tahun, jumlah
sperma rata-rata yang
diproduksi para pria mengalami
penurunan sekitar 30 persen.
Penelitian yang dilakukan di
Finlandia itu mencatat, jumlah
sperma yang dihasilkan pria
kelahiran tahun 1979-1981
masih sekitar 227 juta/ml. Pria
kelahiran tahun 1982-1983
menghasilkan sperma 202 juta/
ml, sementara yang lahir di atas
tahun 1983 hanya menghasilkan
165 juta/ml.

Meski hanya dilakukan di
Finlandia, hasil penelitian ini
diyakini bisa menjadi indikator
kesuburan pria di seluruh dunia.
Pasalnya selama ini pria Finlandia
dianggap paling ‘jantan’ dari sisi
kesuburan, karena produksi
spermanya rata-rata lebih banyak
dibanding pria lain di dunia.
Selain mengamati produksi
sperma yang makin sedikit, para
peneliti juga melihat risiko
kanker pada pria yang
cenderung meningkat.
Dibandingkan pada kelompok
pria yang lahir di era 1950-an,
kanker testis lebih banyak
menyerang pria-pria yang lahir
setelah tahun 1980-an.
Para ahli menduga, kedua hal ini
disebabkan oleh polusi yang
mencemari makanan dan
lingkungan.

Pencemaran yang
terus meningkat dari masa ke
masa memicu gangguan pada
pertumbuhan janin laki-laki
ketika masih berada dalam
kandungan, khususnya yang
terkait dengan sistem
reproduksi.

“Berkurangnya produksi sperma
dan meningkatnya risiko kanker
testis terjadi bersamaan,
sehingga diduga penyebabnya
adalah pencemaran yang
sebenarnya bisa dicegah, ” tulis
Prof Jorma Toppari yang
memimpin penelitian tersebut,
seperti dikutip dari BBC, Senin
(7/3/2011).
Prof Toppari menyarankan untuk
menindaklanjuti temuan dengan
studi investigatif untuk
mengidentifikasi polutan apa
saja yang memicu perubahan
tersebut. Kelak jika sudah
dipastikan penyebabnya,
produksi sperma bisa dijaga
agar tidak terus berkurang pada
generasi berikutnya.


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More