link within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

CONNECT WITH

Senin, 14 Maret 2011

WIDJI THUKUL


Widji Thukul, yang
bernama asli Widji
Widodo (lahir di
kampung Sorogenen Solo,
26 Agustus 1963) adalah
seorang sastrawan dan
aktivis Indonesia.

Keluarga

Widji Thukul lahir dari
keluarga tukang becak.
Mulai menulis puisi sejak
SD, dan tertarik pada
dunia teater ketika duduk
di bangku SMP. Bersama
kelompok Teater Jagat, ia
pernah ngamen puisi
keluar masuk kampung
dan kota. Sempat pula
menyambung hidupnya
dengan berjualan koran,
jadi calo karcis bioskop,
dan menjadi tukang
pelitur di sebuah
perusahaan mebel.

Pendidikan

Pendidikan tertinggi
Thukul adalah Sekolah
Menengah Karawitan
Indonesia (SMKI) Solo
jurusan tari sampai kelas
dua lantaran kesulitan
uang.

Aktivitas

Kendati hidup sulit, ia
aktif menyelenggarakan
kegiatan teater dan
melukis dengan anak-
anak kampung Kalangan,
tempat ia dan anak
istrinya tinggal. Pada
1994, terjadi aksi petani
terjadi di Ngawi, Jawa
Timur. Thukul yang
memimpin massa dan
melakukan orasi
ditangkap serta dipukuli
militer.
*Pada 1992 ia ikut
demonstrasi
memprotes
pencemaran
lingkungan oleh
pabrik tekstil PT
Sariwarna Asli Solo.
Tahun-tahun
berikutnya Thukul
aktif di Jaringan Kerja
Kesenian Rakyat
(Jakker)
*Tahun 1995
mengalami cedera
mata kanan karena
dibenturkan pada
mobil oleh aparat
sewaktu ikut dalam
aksi protes karyawan
PT Sritex.
*Peristiwa 27 Juli 1998
menghilangkan
jejaknya hingga saat
ini. Ia salah seorang
dari belasan aktivis
yang hilang.
*April 2000, istri
Thukul, Sipon
melaporkan suaminya
yang hilang ke Komisi
untuk Orang Hilang
dan Korban Tindak
Kekerasan (Kontras).
Forum Sastra
Surakarta (FSS) yang
dimotori penyair
Sosiawan Leak dan
Wowok Hesti
Prabowo
mengadakan sebuah
forum solidaritas atas
hilangnya Thukul
berjudul "Thukul,
Pulanglah" yang
diadakan di Surabaya,
Mojokerto, Solo,
Semarang,
Yogyakarta, dan
Jakarta.

Korban
penculikan

Setelah Peristiwa 27 Juli
1996 hingga 1998,
sejumlah aktivis
ditangkap, diculik dan
hilang, termasuk Thukul.
Sejumlah orang masih
melihatnya di Jakarta
pada April 1998. Thukul
masuk daftar orang
hilang sejak tahun 2000.

Karya

Ada tiga sajak Thukul
yang populer dan menjadi
sajak wajib dalam aksi-
aksi massa, yaitu
Peringatan, Sajak Suara,
dan Bunga dan Tembok
(ketiganya ada dalam
antologi "Mencari Tanah
Lapang" yang diterbitkan
oleh Manus Amici,
Belanda, pada 1994. Tapi,
sesungguhnya antologi
tersebut diterbitkan oleh
kerjasama KITLV dan
penerbit Hasta Mitra,
Jakarta. Nama penerbit
fiktif Manus Amici
digunakan untuk
menghindar dari
pelarangan pemerintah
Orde Baru.
Dua kumpulan
puisinya : Puisi Pelo
dan Darman dan lain-
lain diterbitkan Taman
Budaya Surakarta.
*Puisi: Bunga dan
Tembok [1]
*Puisi: Peringatan
*Puisi: Kesaksian [2]

Prestasi dan
penghargaan

*1989, ia diundang
membaca puisi di
Kedubes Jerman di
Jakarta oleh Goethe
Institut.
*1991, ia tampil
ngamen puisi pada
Pasar Malam Puisi
(Erasmus Huis; Pusat
Kebudayaan Belanda,
Jakarta).
*1991, ia memperoleh
Wertheim Encourage
Award yang diberikan
Wertheim Stichting,
Belanda, bersama WS
Rendra.
*2002, dianugerahi
penghargaan "Yap
Thiam Hien Award
2002"
*2002, sebuah film
dokumenter tentang
Widji Thukul dibuat
oleh Tinuk Yampolsky.









Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More