
Pernah ada seorang anak lelaki
yang berwatak buruk. Ayahnya
memberi dia sekantung penuh
paku, dan menyuruh memaku
satu batang paku di pagar
pekarangan setiap kali dia
kehilangan kesabarannya atau
berselisih paham dengan orang
lain.
Hari pertama dia memaku 37
batang di pagar, karena hari itu
anak tersebut tercatat berselisih
paham dengan teman temannya.
Pada minggu-minggu berikutnya
dia belajar untuk menahan diri,
dan jumlah paku yang
dipakainya berkurang dari hari
ke hari. Dia mendapatkan bahwa
lebih gampang menahan diri
daripada memaku di pagar.
Akhirnya tibalah hari ketika dia
tidak perlu lagi memaku
sebatang paku pun dan dengan
Gembira disampaikannya hal itu
kepada ayahnya. Ayahnya
kemudian menyuruhnya
mencabut sebatang paku dari
pagar setiap kali bila dia berhasil
menahan diri/bersabar.
Hari-hari berlalu dan akhirnya
tiba harinya dia bisa
menyampaikan kepada ayahnya
bahwa semua paku sudah
tercabut dari pagar. Sang ayah
membawa anaknya ke pagar dan
berkata: "Anakku, kamu sudah
baik, tetapi coba lihat betapa
banyak lubang yang ada di
pagar. Pagar ini tidak akan
kembali seperti semula."
Dengar ayah baik baik nak. Kalau
kamu berselisih paham atau
bertengkar dengan orang lain,
hal itu selalu meninggalkan luka
seperti pada pagar ini. Kau bisa
menusukkan pisau di punggung
orang dan mencabutnya kembali,
tetapi akan meninggalkan luka.
Tak peduli berapa kali kau
meminta maaf/menyesal.
Teman teman kita adalah
perhiasan yang langka. Mereka
membuatmu tertawa dan
memberimu semangat. Mereka
bersedia mendengarkan jika itu
kau perlukan, mereka
menunjang dan membuka
hatimu. Tunjukkanlah kepada
teman-temanmu betapa kau
menyukai mereka.
Jumat, 01 April 2011
BELAJAR TENTANG ARTI SAHABAT DARI PAKU DAN KAYU
Jumat, April 01, 2011
D.A.W






