link within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

CONNECT WITH

Senin, 04 April 2011

LETUSAN MATAHARI MEMBAWA BERKAH



Letusan Matahari Membawa
Berkah – Meski dramatis, letusan
dahsyat Matahari pada 14
Februari lalu ternyata tidak
sampai memaksa astronot di
Internal Space Station untuk lari
berlindung. Malah, tampaknya
letusan matahari itu membantu
menurunkan dosis radiasi yang
diterima astronot.

Letusan yang terjadi tersebut,
yang merupakan letusan
terbesar selama empat tahun
terakhir, mengirimkan
gelombang radiasi besar dan
partikel yang bergerak cepat ke
arah Bumi. Setelah letusan itu,
Matahari tetap aktif. Bahkan
empat hari kemudian, ia kembali
melontarkan lidah api besar.
Beruntung, stasiun ruang
angkasa ISS berada di jarak 354
kilometer di atas permukaan laut.
Ia masih dilindungi medan
magnet pelindung milik Bumi
yang melindungi dari badai luar
angkasa pada umumnya.

“Jika astronot tetap berada di
dalam stasiun ruang angkasa, ia
tidak dalam bahaya, ” kata Frank
Cucinotta, Chief Scientist of Space
Radiation Program, NASA, seperti
dikutip dari Space, 22 Februari
2011. “Bahkan radiasi dari
letusan matahari itu membawa
berkah, ” ucapnya.
Cucinotta menyebutkan, yang
jauh lebih mengkhawatirkan
bagi astronot justru adalah sinar
kosmik galaksi yang datang dari
tempat lain.

“Gelombang radiasi
dan partikel dari Matahari justru
menyapu sejumlah sinar kosmik
dengan energi ultra tinggi yang
datang dari luar sistem tata
surya, ” ucapnya.
Sebagai informasi, sinar kosmik
yang beredar umumnya terdiri
dari proton berenergi tinggi
yang dilahirkan oleh ledakan
supernova dan kejadian dramatis
lain yang terjadi di seluruh
penjuru alam semesta.
Gelombang ini terus menerus
membanjiri tata surya kita dari
jauh, dan mereka jauh lebih sulit
diatasi dibandingkan dengan
radiasi dari Matahari kita.

Atmosfir Bumi mampu
melemahkan sinar kosmik,
sehingga astronot menerima
dosis radiasi jauh lebih tinggi
dibanding mereka yang tinggal
di bumi. Partikel yang bergerak
dalam kecepatan tinggi bisa
memasuki kulit dan daging
manusia, menghantam sel tubuh
dan merusak DNA. Sejalan
dengan waktu, manusia yang
terimbas radiasi secara terus
menerus berpotensi terkena
kanker dan masalah kesehatan
lain.
Namun demikian, badai Matahari
yang terjadi pekan lalu justru
mereduksi eksposur terhadap
radias kosmik.

“Gelombang
magnetik milik Bumi mampu
memantulkan partikel kosmik,”
kata Cucinotta. “Sehingga, saat
radiasi Matahari tiba di Bumi, ia
menyapu banyak sinar kosmik
yang berada di hadapannya, ”
ucapnya.
Fenomena ini disebut sebagai
“ Forbush decrease” dan pernah
terjadi di tahun 2005 lalu. Ketika
itu, radiasi sinar kosmik dari
penjuru alam semesta berhasil
disapu oleh gelombang radiasi
dari Matahari hingga berkurang
sekitar 30 persen.
Artinya, meski badai yang terjadi
di Matahari berpotensi merusak,
misalnya mengganggu
infrastruktur listrik dan
komunikasi di seluruh dunia,
dahsyatnya kekuatan radiasi itu
juga membawa berkah yakni
membuat gelombang pelindung
bagi astronot yang berada di
ratusan kilometer di atas Bumi.


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More