link within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

CONNECT WITH

Sabtu, 14 Mei 2011

PERNAH MERASA SEPERTI TERTINDIH 'HANTU' SAAT TIDUR(rep-repan) ? Inilah penyebabnya...

DAW - Mungkin diantara temen-temen ada yang pernah mengalami “Ketindihan”
sewaktu tidur. Banyak orang yang lantas menganalogikannya sebagai
gangguan mahluk asing, setan, dll. Dunia kedokteran punya istilahnya :
Sleep Paralysis. Gejala yang awam dirasakan oleh orang yang pernah
mengalaminya adalah terbangun dari tidur, tapi sulit bergerak ataupun
berteriak. Rasanya ada yang menindih tubuh kita, tapi kita nggak bisa
berbuat sesuatu untuk minta tolong. Biasanya, akan ada sedikit rasa
dingin menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh. Untuk bisa bangun,
satu-satunya cara adalah menggerakkan ujung kaki, ujung tangan atau
kepala sekencang-kencangnya hingga seluruh tubuh bisa digerakkan
kembali.





Sleep Paralysis



Menurut medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa
sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit
berteriak disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena tubuh tak
bisa bergerak dan serasa lumpuh). Hampir setiap orang pernah
mengalaminya. Setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya.

 Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan. Dan
usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah
14-17 tahun. Sleep paralysis alias tindihan ini memang bisa berlangsung
dalam hitungan detik hingga menit. Yang menarik, saat tindihan terjadi
kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan
hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering
dikaitkan dengan hal mistis.

Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus
atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Ada juga yang
merasa melihat agen rahasia asing atau alien, hahaha. Sementara di
beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh
jahat menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit
bernapas.



Kurang Tidur



Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep
paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di
tahap rapid eye movement (REM). Sebagai pengetahuan, berdasarkan
gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan itu adalah tahap
tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih
dalam, tidur paling dalam dantahap REM. Pada tahap inilah mimpi terjadi.



Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak
mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat
hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke
mimpi (REM). Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh
belum, disinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi
tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok
lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.



Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak
dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi.
Lingkungan kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya, kamu bekerja dalam
shift sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur
atau sedang dalam masa-masa begadang menyelesaikan tugas kuliah.




Harus Bagaimana?



Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya,
sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur
mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur),
kecemasan, atau depresi. Jika kamu sering mengalami gangguan tidur ini,
sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini
akan membantu kamu mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan
menghindari pemicu. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih
banyak beristirahat.

Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan
sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri
dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama
setiap malam.

Perlu diketahui juga, sleep paralysis umumnya terjadi pada orang yang
tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak
atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu
sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan
tidur ini.



Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More