link within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

CONNECT WITH

Rabu, 04 Mei 2011

SEORANG AYAH YANG KAYA DAN ANAK YANG BIJAKSANA

Tidak semua yang kita miliki
hanya bisa diukur dari kasat
mata dan nilai duniawinya
semata, banyak hal dalam hidup
ini yang lebih bermakna. Bila
Anda sudah merasa memiliki
harta benda banyak coba
tanyakan pada nurani Anda,
sudah bahagiakah Anda dengan
harta tersebut?



Dalam tulisan hikmah berikut,
mengajak para sahabat sekalian
untuk bisa lebih dalam
memaknai arti hakikat hidup
yang sesungguhnya, harta bukan
tujuan melainkan hanya alat dan
media, mari kita simak cerita
ringkas berikut:

Suatu ketika seseorang yang
sangat kaya mengajak anaknya
mengunjungi sebuah kampung,
dengan tujuan utama
memperlihatkan kepada anaknya
betapa orang-orang bisa sangat
miskin. Mereka menginap
beberapa hari di sebuah daerah
pertanian yang sangat miskin.

Pada perjalanan pulang, sang
Ayah bertanya kepada anaknya.
‘ Bagaimana perjalanan kali ini?’
‘ Wah, sangat luar biasa Ayah’
‘ Kau lihatkan betapa manusia
bisa sangat miskin’ kata ayahnya.
‘ Oh iya’ kata anaknya
‘ Jadi, pelajaran apa yang dapat
kamu ambil?’ tanya ayahnya.
Kemudian si anak menjawab.
‘ saya saksikan bahwa kita hanya
punya satu anjing, mereka punya
empat.
Kita punya kolam renang yang
luasnya sampai ketengah taman
kita dan mereka memiliki telaga
yang tidak ada batasnya.
Kita mengimpor lentera-lentera
di taman kita dan mereka
memiliki bintang-bintang pada
malam hari.
Kita memiliki patio sampai ke
halaman depan, dan mereka
memiliki cakrawala secara utuh.
Kita memiliki sebidang tanah
untuk tempat tinggal dan mereka
memiliki ladang yang melampaui
pandangan kita.
Kita punya pelayan-pelayan untuk
melayani kita, tapi mereka
melayani sesamanya.
Kita membeli untuk makanan
kita, mereka menumbuhkannya
sendiri.
Kita mempunyai tembok untuk
melindungi kekayaan kita dan
mereka memiliki sahabat-
sahabat untuk saling
melindungi.’
Mendengar hal ini sang Ayah tak
dapat berbicara.

Kemudian sang anak
menambahkan ‘ Terimakasih
Ayah, telah menunjukan kepada
saya betapa miskinnya kita.’

"Kebersamaan, persaudaraan dan
tolong menulong sebuah nilai
dalam masyarakat yang tidak
bisa dihargai dengan uang
semata"


Betapa seringnya kita melupakan
apa yang kita miliki dan terus
memikirkan apa yang tidak kita
punya. Apa yang dianggap tidak
berharga oleh seseorang
ternyata merupakan dambaan
bagi orang lain. Semua ini
berdasarkan kepada cara
pandang seseorang. Membuat
kita bertanya apakah yang akan
terjadi jika kita semua bersyukur
kepada Tuhan sebagai rasa
terima kasih kita atas semua
yang telah disediakan untuk kita
daripada kita terus menerus
khawatir untuk meminta lebih

sumber :http://
ruanghati.com/2011/04/27/
kisah-hikmah-orang-tua-kaya-
dengan-seorang-anak-yang-
bijak/


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More