link within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

CONNECT WITH

Jumat, 25 Maret 2011

FENOMENA KURANG TIDUR AKIBAT TEKNOLOGI



Manusia terus menerus berupaya
menciptakan beragam alat
canggih dengan tujuan membuat
hidup menjadi lebih mudah,
nyaman dan menyenangkan.
Tetapi pada kenyataannya,
teknologi juga telah membuat
manusia menjadi 'tersiksa'.
Waktu beristirahat bisa kacau
balau, sehingga banyak orang di
jaman modern menjadi lebih
sering mengantuk.
Itulah setidaknya yang
tergambar dalam hasil jajak
pendapat yang dilakukan
National Sleep Foundation di
Amerika Serikat belum lama ini.

"Tidur dan teknologi tidak
berbaur," ungkap jajak pendapat
bertajuk 2011 Sleep in
America tersebut.
Russell Rosenberg PhD, kepala
pelaksana jajak pendapat dan
direktur The Atlanta School of
Sleep Medicine and Technology,
menyatakan penggunaan ponsel,
komputer dan video game
sebelum waktu tidur dan tengah
malam - seperti yang sering
dilakukan para remaja dan anak-
anak masa kini - telah menyita
banyak sekali jatah waktu
beristirahat.

"Jajak pendapat tahun ini
memusatkan perhatian pada
teknologi dan alat elektronik
yang digunakan masyarakat, alat-
alat yang sangat mudah
ditemukan di mana-mana,"
ujarnya.
Selain mengungkap pengaruh
teknologi terhadap durasi tidur,
jajak pendapat juga menemukan
begitu banyak orang Amerika
yang tidak senang dengan
kualitas tidur mereka. Tercatat
sepertiga orang dewasa di AS
tidur kurang dari tujuh jam
dalam sehari, dan fakta itu
menempatkan mereka pada
risiko gangguan kesehatan yang
serius.

Pada tahun ini, survei rutin
dilakukan sejak 1991 oleh
National Sleep Foundation itu
melibatkan 1.508 responden.
Responden dibagi dalam dalam 4
kelompok yakni usia 13-18,
19-29, 30-45 dan 46-64.

Remaja mengantuk

Beberapa temuan penting dalam
riset itu di antaranya adalah
para remaja dilaporkan paling
sering mengantuk. Kasusnya
tercatat sekitar 22% pada remaja
usia 13-18, disusul 16% pada
usia 19-2 tahun, sebanyak 11%
pada usia 30 hingga 45, dan 9%
pada usia 46-64.
Banyak responden mengaku
tidak pernak atau jarang tidur
pulas pada hari bekerja atau
sekolah, dengan prosentase
tertinggi yakni sekitar 51% pada
remaja usia 19- 29.
Rata-rata durasi tidur tercatat
sekitar 7 jam untuk responden
usia dewasa, sedangkan para
remaja dilaporkan sedikit lebih
lama. Mereka yang berusia
13-19 rata-rata tidur selama 7
jam 26 menit pada hari sekolah;
usia 19-29 sekitar 7 jam;
sedangkan usia 30-45 dan 46-64
sedikit di bawah 7 jam.

Teknologi menguras waktu
tidur

Penggunaan alat elektronik
sebelum waktu tidur menjadi hal
yang sangat lumrah. Sebanyak
60 persen responden rata-rata
selalu menonton TV, 39%
memakai ponsel, 36%
menggunakan laptop atau
komputer, 21% telepon, 8%
video games, dan 29%
perangkat pemutar musik.
Para ahli telah mengimbau agar
penggunaan alat-alat tersebut
sebelum waktu tidur dikurangi.
'Ada dua alasan untuk hal itu.
Pertama adalah paparan cahaya
yang didapatkan orang dari layar
komputer atau alat lain. Cahaya
dapat mengambat hormon
pengirim sinyal ke otak yang
memerintahkan tubuh
beristirahat. Hormon itu disebut
melatonin." kata Rosenberg.
Alasan lain, kata Rosenberg,
waktu tidur menjadi tertunda
karena Anda terjebak dalam
kesenangan menggunakan
komputer dan alat lainnya.
Sekitar seperempat responden
dalam jajak pendapat
mengatakan mereka tidur
dengan menyimpan ponsel di
ranjang dan sekitar 10%
mengatakan mereka seringkali
terbangun setidaknya beberapa
menit di tengah malam karena
harus menjawab telpon, sms
atau email. Hal itu lebih sering
dilaporkan oleh responden
berusia muda, yakni 18%
responden 13-19 dan 20%
responden usia 19-29.

Keluhan mengantuk

Akibat kurang tidur, para
responden juga melaporkan
keluhan mengantuk saat
berkendara. Setengah dari
responden usia 19 -29 mengaku
setidaknya pernah mengantuk
satu kali dalam sebulan. Sekitar
10 persen dari responden
remaja dan dewasa mengaku
mengantuk satu atau dua kali
dalam sepekan.
Fakta ini sepertinya sejalan
dengan data dari National
Highway Traffic Safety
Administration. Mengantuk saat
berkendara dilaporkan menjadi
penyebab lebih dari 100.000
kasus kecelakaan lalu lintas
setiap tahunnya dan merenggut
1.550 korban jiwa.
Tenggak kafein
Sementara itu mengenai cara
mengatasi kantuk akibat kurang
tidur, penggunaan kafein secara
berlebihan dan tidur siang
seringkali dilaporkan oleh
responden. Rata-rata responden
bisa meminum sekitar tiga
cangkir minuman berkafein
setiap hari.
Tidur siang adalah cara lain yang
dilakukan para responden untuk
mengatasi kurang tidur. Hampir
setengah dari respoden usia
13-19 dan 19-29 mengaku satu
kali tidur siang pada hari kerja
atau sekolah.


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More