link within

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

CONNECT WITH

Jumat, 25 Maret 2011

INILAH ALASAN ROSULULLOH MENYAYANGI KUCING



Kita mungkin pernah denger
kalau Nabi suka banget sama
kucing, tapi emg nabi sayang
semua binatang dan mereka
semua diperlakukan mulia. Bnyk
kisah2 ttg kucing (karena kucing
memang binatang yang banyak
berkeliaran disekitar manusia).
Bahkan nabi juga memiliki
kucing peliharaan
Setiap Nabi menerima tamu di
rumah, nabi SELALU ngegendong
mueeza (nama kucingnya) dan
ditaruh dipahanya. Salah satu
sifat Mueeza yang paling nabi
demen:
'Mueeza selalu mengeong ketika
mendengar azan, seolah-olah
ngeongnya ky ngikutin lantunan
suara adzan'
Nabi berpesan untuk
menyayangi kucing peliharaan
layaknya menyanyangi keluarga
sendiri.
Terus, pernah juga nabi mau
ngambil jubahnya, eh ada
Muezza lagi tidur diatasnya.. Nabi
pun memotong belahan lengan
yang ditiduri mueeza dari
jubahnya supaya gak
ngebangunin Muezza.
Pas Nabi pulang ke rumah,
Muezza terbangun dan
merunduk kepada majikannya.
Sebagai balasan, nabi
menyatakan kasih sayangnya
dengan mengelus lembut ke
badan kucing itu.
Nabi menekankan di beberapa
hadis bahwa kucing itu tidak
najis. Bahkan diperbolehkan
untuk berwudhu menggunakan
air bekas minum kucing karena
dianggap suci.
Kenapa Rasulullah Saw yang buta
baca-tulis, berani mengatakan
bahwa kucing suci, tidak najis?
Lalu, bagaimana Nabi
mengetahui kalau pada badan
kucing tidak terdapat najis?
Pada kulit kucing terdapat otot
yang berfungsi untuk menolak
telur bakteri. Otot kucing itu juga
dapat menyesuaikan dengan
sentuhan otot manusia.
Permukaan lidah kucing tertutupi
oleh berbagai benjolan kecil yang
runcing, benjolan ini bengkok
mengerucut seperti kikir atau
gergaji. Bentuk ini sangat
berguna untuk membersihkan
kulit. Ketika kucing minum, tidak
ada setetes pun cairan yang
jatuh dari lidahnya.
Sedangkan lidah kucing sendiri
merupakan alat pembersih yang
paling canggih, permukaannya
yang kasar bisa membuang bulu-
bulu mati dan membersihkan
bulu-bulu yang tersisa di
badannya.
Telah dilakukan berbagai
penelitian terhadap kucing dan
berbagai perbedaan usia,
perbedaan posisi kulit,
punggung, bagian dalam telapak
kaki, pelindung mulut, dan ekor.
Pada bagian-bagian tersebut
dilakukan pengambilan sample
dengan usapan. Di samping itu,
dilakukan juga penanaman
kuman pada bagian-bagian
khusus. Terus diambil juga cairan
khusus yang ada pada dinding
dalam mulut dan lidahnya.
Hasil yang didapatkan adalah:
1. Hasil yang diambil dari kulit
luar tenyata negatif berkuman,
meskipun dilakukan berulang-
ulang.
2. Perbandingan yang
ditanamkan kuman memberikan
hasil negatif sekitar 80% jika
dilihat dari cairan yang diambil
dari dinding mulut.
3. Cairan yang diambil dari
permukaan lidah juga
memberikan hasil negatif
berkuman.
4. Sekalinya ada kuman yang
ditemukan saat proses
penelitian, kuman itu masuk
kelompok kuman yang dianggap
sebagai kuman biasa yang
berkembang pada tubuh
manusia dalam jumlah yang
terbatas seperti, enterobacter,
streptococcus, dan
taphylococcus. Jumlahnya kurang
dan 50 ribu pertumbuhan.
5. Tidak ditemukan kelompok
kuman yang beragam.
Berbagai sumber yang dapat
dipercaya dan hasil penelitian
laboratorium menyimpulkan
bahwa kucing tidak memiliki
kuman dan mikroba. Liurnya
bersih dan membersihkan.
Komentar Para Dokter yang
Bergelut dalam Bidang Kuman
Menurut Dr. George Maqshud,
ketua laboratorium di Rumah
Sakit Hewan Baitharah, jarang
sekali ditemukan adanya kuman
pada lidah kucing. Jika kuman itu
ada, maka kucing itu akan sakit.
Dr. Gen Gustafsirl menemukan
bahwa kuman yang paling
banyak terdapat pada anjing,
manusia 1/4 anjing, kucing 1/2
manusia. Dokter hewan di rumah
sakit hewan Damaskus, Sa'id
Rafah menegaskan bahwa
kucing memiliki perangkat
pembersih yang bemama
lysozyme.
Kucing tidak suka air karena air
merupakan tempat yang sangat
subur untuk pertumbuhan
bakteri, terlebih pada genangan
air (lumpur, genangan hujan, dll).
Kucing juga sangat menjaga
kestabilan kehangatan tubuhnya.
Ia tdk banyak berjemur dan tidak
dekat2 dgn air. Tujuannya agar
bakteri tidak berpindah
kepadanya. Inilah yang menjadi
faktor tidak adanya kuman pada
tubuh kucing.
Dan hasil penelitian kedokteran
dan percobaan yang telah di
lakukan di laboratorium hewan,
ditemukan bahwa badan kucing
bersih secara keseluruhan. Ia
lebih bersih dari manusia.
Sisa makanan kucing hukumnya
suci. Hadis Kabsyah binti Ka'b bin
Malik menceritakan bahwa Abu
Qatadah, mertua Kabsyah, masuk
ke rumahnya lalu ia menuangkan
air untuk wudhu. Pada saat itu,
datang seekor kucing yang ingin
minum. Lantas ia menuangkan
air di bejana sampai kucing itu
minum. Kabsyah berkata,
"Perhatikanlah." Abu Qatadah
berkata, "Apakah kamu heran?"
Ia menjawab, "Ya." Lalu, Abu
Qatadah berkata bahwa Nabi
SAW prnh bersabda, "Kucing itu
tidak najis. Ia binatang yang suka
berkeliling di rumah (binatang
rumahan),"
(HR At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Abu
Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin Al-
Hasan, dan Anas yang
menceritakan bahwa Nabi Saw
pergi ke Bathhan suatu daerah di
Madinah. Lalu, beliau berkata, "Ya
Anas, tuangkan air wudhu
untukku ke dalam bejana."
Lalu, Anas menuangkan air.
Ketika sudah selesai, Nabi
menuju bejana. Namun, seekor
kucing datang dan menjilati
bejana. Melihat itu, Nabi berhenti
sampai kucing tersebut berhenti
minum lalu berwudhu. Nabi
ditanya mengenai kejadian
tersebut, beliau menjawab, "Ya
Anas, kucing termasuk perhiasan
rumah tangga, ia tidak dikotori
sesuatu, bahkan tidak ada najis."
Diriwayatkan dari Dawud bin
Shalih At-Tammar dan ibunya
yang menerangkan bahwa
budaknya memberikan Aisyah
semangkuk bubur. Namun,
ketika ia sampai di rumah Aisyah,
tenyata Aisyah sedang shalat.
Lalu, ia memberikan isyarat
untuk menaruhnya. Sayangnya,
setelah Aisyah menyelesaikan
shalat, ia lupa ada bubur.
Datanglah seekor kucing, lalu
memakan sedikit bubur
tersebut.
Ketika ia melihat bubur tersebut
dimakan kucing, Aisyah lalu
membersihkan bagian yang
disentuh kucing, dan Aisyah
memakannya. Rasulullah Saw
bersabda, "Ia tidak najis. Ia
binatang yang berkeliling."
Aisyah pernah melihat Rasulullah
Saw berwudhu dari sisa jilatan
kucing, (HR AlBaihaqi, Abd Al-
Razzaq, dan Al-Daruquthni).
Hadis ini diriwayatkari Malik,
Ahmad, dan imam hadis yang
lain. Oleh karena itu, kucing
adalah binatang, yang badan,
keringat, bekas dari sisa
makanannya suci.


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More